Untukmu Teman

             "Sebenarnya ini adalah cerita yang saya publikasikan oktober tahun lalu, di facebook. Yah, upload saja disini supaya bisa dibaca semua orang.. wkwkkw, kalau tidak salah, oktober tahun lalu adalah meme absurd tentang meikarta bermunculan. ingat, kan? :D


------------------------------------------- 


"Selamat ulang tahuun maaak, bahagia selalu yaaa..”

              Pesan singkat yang dikirim oleh Candra membuat Triana terduduk lesu dikamarnya sembari menatap layar Hp, ia berjalan mondar mandir setelah membaca pesan singkat dari sohib masa kecilnya itu, menimang-nimang dengan perasaan gamang. Entah apa yang sebenarnya ia lakukan, bolak balik dari kamar menuju ruang TV, lalu kembali kekamar lagi. Bukan, dia bukan kehabisan obat, mungkin ini sudah menjadi kebiasaannya semenjak pindah ke perumahan baru yang lagi viral ini. Namun yang jelas, tepat dimalam hallowen ini umur Triyana sudah melebihi kepala dua. 


               Tentu saja Triyana bahagia karna Candra adalah orang pertama yang mengucapkan selamat ulang tahun untuknya, senyum terlihat memekar dibibir gadis 'tua' ini, Candra memang begitu spesial.


Huh, umurku sudah nggak muda lagi, ya?” desis Triyana dalam hati.


          “Mumpung masih kelihatan imut dan cubby, aku lanjut tebar pesona ahhh hehehehe” Dia senyum-senyum sendiri sambil ngaca di cermin yang sudah retak. Memang, Wanita yang kuliah dijurusan akutansi ini suka ketawa sendiri malem-malem, apalagi tingkat kepercayaan dirinya itu berada diatas manusia ‘normal'.


                Wajar saja dia begitu, mengingat Candra adalah teman masa kecilnya si Triyana yang selalu ada untuknya, mereka dulu seolah tidak bisa dipisahkan. Ya, tapi itu dulu.. semenjak Triyana pindah, mereka sudah tidak sering main bareng lagi. Boro-boro main, ketemuan saja sudah jarang.


              Kisah masa kecil Triana dan Candra memanglah unik, mereka adalah dua sahabat yang hidup di bantaran sungai. Triana yang punya nama panjang Tri anal, sangat hobi bermain di sungai, berenang bareng ikan sapu-sapu dan kerbau milik ayah Candra yang diberi nama Ramadani.


            Cecan, begitulah Triyana memanggil sohibnya si Candra itu. Candra sibuk manjat pohon jambu. Sedangkan Triyana menunggu dibawah dengan gerak gerik mencurigakan memantau keadaan. Maklum, yang mereka panjat pohon jambu milik Pak RT. Mereka memang sering melakukan aktivitas unfaedah dari dulu, bahkan hingga sekarang..


              Masa kecil mereka seakan punya ilmu kebal penyakit. Makan jambu yang jatuh di got tanpa dicuci tak membuat mereka sakit perut, makan ubi yang mereka rebus pakai kaleng bekas biskuit yang sudah karatan tak membuat mereka mules. Aneh, pantas saja si Triyana dan Candra itu pikirannya ngawur sekarang, otak mereka sudah konslet walau memakan makanan tanpa micin sekalipun.


“Triyana, nih foto masa kecil kita, simpen yak, buat kenang-kenangan.” Ucap Candra ketika Triyana hendak pindah dari kota Dumai menuju ke Meikarta, perumahan baru nan kekinian itu.


“Iya Candra, makasih untuk semuanya, ya.. semoga aku selalu mengenang masa kecil kita.” Jawab Triyana sambil mengelap ingusnya, lalu memasukkan foto ke kantong kresek.
Candra tersenyum walau hati pilu melepas sohibnya.


Dan ini foto Candra dan Triana..


Gambar mungkin berisi: 2 orang, orang berdiri

Airtiris, 31 Oktober 2017

Share:

No comments:

Post a Comment

Search

Category List

Contributors

Followers

Labels