-------------------------------------------
Pesan singkat yang dikirim oleh Candra membuat Triana
terduduk lesu dikamarnya sembari menatap layar Hp, ia berjalan mondar
mandir setelah membaca pesan singkat dari sohib masa kecilnya itu,
menimang-nimang dengan perasaan gamang. Entah apa yang sebenarnya ia
lakukan, bolak balik dari kamar menuju ruang TV, lalu kembali kekamar
lagi. Bukan, dia bukan kehabisan obat, mungkin ini sudah menjadi
kebiasaannya semenjak pindah ke perumahan baru yang lagi viral ini. Namun yang jelas, tepat dimalam hallowen ini umur Triyana sudah melebihi kepala dua.
Tentu saja Triyana bahagia karna Candra adalah orang pertama yang
mengucapkan selamat ulang tahun untuknya, senyum terlihat memekar
dibibir gadis 'tua' ini, Candra memang begitu spesial.
Huh, umurku sudah nggak muda lagi, ya?” desis Triyana dalam hati.
“Mumpung masih kelihatan imut dan cubby, aku lanjut tebar pesona ahhh
hehehehe” Dia senyum-senyum sendiri sambil ngaca di cermin yang sudah
retak. Memang, Wanita yang kuliah dijurusan akutansi ini suka ketawa
sendiri malem-malem, apalagi tingkat kepercayaan dirinya itu berada
diatas manusia ‘normal'.
Wajar saja dia begitu, mengingat Candra adalah teman masa kecilnya si
Triyana yang selalu ada untuknya, mereka dulu seolah tidak bisa
dipisahkan. Ya, tapi itu dulu.. semenjak Triyana pindah, mereka sudah
tidak sering main bareng lagi. Boro-boro main, ketemuan saja sudah
jarang.
Kisah masa kecil Triana dan Candra memanglah unik, mereka adalah dua
sahabat yang hidup di bantaran sungai. Triana yang punya nama panjang
Tri anal, sangat hobi bermain di sungai, berenang bareng ikan sapu-sapu
dan kerbau milik ayah Candra yang diberi nama Ramadani.
Cecan, begitulah Triyana memanggil sohibnya si Candra itu. Candra sibuk
manjat pohon jambu. Sedangkan Triyana menunggu dibawah dengan gerak
gerik mencurigakan memantau keadaan. Maklum, yang mereka panjat pohon
jambu milik Pak RT. Mereka memang sering melakukan aktivitas unfaedah
dari dulu, bahkan hingga sekarang..
Masa kecil mereka seakan
punya ilmu kebal penyakit. Makan jambu yang jatuh di got tanpa dicuci
tak membuat mereka sakit perut, makan ubi yang mereka rebus pakai kaleng
bekas biskuit yang sudah karatan tak membuat mereka mules. Aneh, pantas
saja si Triyana dan Candra itu pikirannya ngawur sekarang, otak mereka
sudah konslet walau memakan makanan tanpa micin sekalipun.
“Triyana, nih foto masa kecil kita, simpen yak, buat
kenang-kenangan.” Ucap Candra ketika Triyana hendak pindah dari kota
Dumai menuju ke Meikarta, perumahan baru nan kekinian itu.
“Iya
Candra, makasih untuk semuanya, ya.. semoga aku selalu mengenang masa
kecil kita.” Jawab Triyana sambil mengelap ingusnya, lalu memasukkan
foto ke kantong kresek.
Candra tersenyum walau hati pilu melepas sohibnya.
Dan ini foto Candra dan Triana..
Airtiris, 31 Oktober 2017
No comments:
Post a Comment